Persiapkan Diri Menyambut Ramadhan [ sesi 2 ]
Ramadhan 1434 H
Abu Bakr al Warraq al Balkhi rahimahullah
mengatakan,
ﺮﻬﺷ ﺐﺟﺭ ﺮﻬﺷ ﻭ ﻉﺭﺰﻠﻟ ﻥﺎﺒﻌﺷ ﺮﻬﺷ ﻉﺭﺰﻠﻟ ﻲﻘﺴﻟﺍ
ﻉﺭﺰﻟﺍ ﺩﺎﺼﺣ ﺮﻬﺷ ﻥﺎﻀﻣﺭ ﻭ
“Rajab adalah bulan untuk menanam, Sya’ban
adalah bulan untuk mengairi dan Ramadhan
adalah bulan untuk memanen.”[4]
Sebagian ulama yang lain mengatakan,
ﺔﻨﺴﻟﺍ ﻞﺜﻣ ﺓﺮﺠﺸﻟﺍ ﺮﻬﺷ ﻭ ﺐﺟﺭ ﻡﺎﻳﺃ ﻭ ﺎﻬﻘﻳﺭﻮﺗ
ﻥﺎﺒﻌﺷ ﻡﺎﻳﺃ ﺎﻬﻌﻳﺮﻔﺗ ﻭ ﻥﺎﻀﻣﺭ ﻡﺎﻳﺃ ﺎﻬﻔﻄﻗ ﻭ
ﻥﻮﻨﻣﺆﻤﻟﺍ ﺎﻬﻓﺎﻄﻗ ﺮﻳﺪﺟ ﻦﻤﺑ ﺩﻮﺳ ﻪﺘﻔﻴﺤﺻ
ﺏﻮﻧﺬﻟﺎﺑ ﻥﺃ ﺎﻬﻀﻴﺒﻳ ﺔﺑﻮﺘﻟﺎﺑ ﻲﻓ ﺍﺬﻫ ﺮﻬﺸﻟﺍ ﻭ
ﻦﻤﺑ ﻊﻴﺿ ﻩﺮﻤﻋ ﻲﻓ ﺔﻟﺎﻄﺒﻟﺍ ﻥﺃ ﻢﻨﺘﻐﻳ ﻪﻴﻓ ﺎﻣ
ﺮﻤﻌﻟﺍ ﻦﻣ ﻲﻘﺑ
“Waktu setahun itu laksana sebuah pohon. Bulan
Rajab adalah waktu menumbuhkan daun, Syaban
adalah waktu untuk menumbuhkan dahan, dan
Ramadhan adalah bulan memanen, pemanennya
adalah kaum mukminin. (Oleh karena itu), mereka
yang “menghitamkan” catatan amal mereka
hendaklah bergegas “memutihkannya” dengan
taubat di bulan-bulan ini, sedang mereka yang
telah menyia-nyiakan umurnya dalam kelalaian,
hendaklah memanfaatkan sisa umur sebaik-
baiknya (dengan mengerjakan ketaatan) di waktu
tesebut.”[5]
Wahai kaum muslimin, agar buah bisa dipetik di
bulan Ramadhan, harus ada benih yang disemai,
dan ia harus diairi sampai menghasilkan buah
yang rimbun. Puasa, qiyamullail, bersedekah, dan
berbagai amal shalih di bulan Rajab dan Sya’ban,
semua itu untuk menanam amal shalih di bulan
Rajab dan diairi di bulan Sya’ban. Tujuannya agar
kita bisa memanen kelezatan puasa dan beramal
shalih di bulan Ramadhan, karena lezatnya
Ramadhan hanya bisa dirasakan dengan
kesabaran, perjuangan, dan tidak datang begitu
saja. Hari-hari Ramadhan tidaklah banyak,
perjalanan hari-hari itu begitu cepat. Oleh sebab
itu, harus ada persiapan yang sebaik-baiknya.
Jangan Lupa, Perbarui Taubat!
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
ﻛُﻞُّ ﺍﺑْﻦِ ﺁﺩَﻡَ ﺧَﻄَّﺎﺀٌ ﻭَﺧَﻴْﺮُ ﺍﻟْﺨَﻄَّﺎﺋِﻴﻦَ ﺍﻟﺘَّﻮَّﺍﺑُﻮﻥ
“Setiap keturunan Adam itu banyak melakukan
dosa dan sebaik-baik orang yang berdosa adalah
yang bertaubat.”[6]
Taubat menunjukkan tanda totalitas seorang
dalam menghadapi Ramadhan. Dia ingin
memasuki Ramadhan tanpa adanya sekat-sekat
penghalang yang akan memperkeruh perjalanan
selama mengarungi Ramadhan.
Allah memerintahkan para hamba-Nya untuk
bertaubat, karena taubat wajib dilakukan setiap
saat. Allah ta’ala berfirman,
ﻭَﺗُﻮﺑُﻮﺍ ﺇِﻟَﻰ ﺍﻟﻠَّﻪِ ﺟَﻤِﻴﻌًﺎ ﺃَﻳُّﻬَﺎ ﺍﻟْﻤُﺆْﻣِﻨُﻮﻥَ ﻟَﻌَﻠَّﻜُﻢْ
ﺗُﻔْﻠِﺤُﻮﻥَ )٣١ )
“Bertaubatlah kamu sekalian kepada Allah, Hai
orang-orang yang beriman supaya kamu
beruntung.” (An Nuur: 31).
Taubat yang dibutuhkan bukanlah seperti taubat
yang sering kita kerjakan. Kita bertaubat, lidah kita
mengucapkan, “Saya memohon ampun kepada
Allah”, akan tetapi hati kita lalai, akan tetapi setelah
ucapan tersebut, dosa itu kembali terulang.
Namun, yang dibutuhkan adalah totalitas dan
kejujuran taubat.
Jangan pula taubat tersebut hanya dilakukan di
bulan Ramadhan sementara di luar Ramadhan
kemaksiatan kembali digalakkan. Ingat! Ramadhan
merupakan momentum ketaatan sekaligus
madrasah untuk membiasakan diri beramal shalih
sehingga jiwa terdidik untuk melaksanakan
ketaatan-ketaatan di sebelas bulan lainnya.
Wahai kaum muslimin, mari kita persiapkan diri
kita dengan memperbanyak amal shalih di dua
bulan ini, Rajab dan Sya’ban, sebagai modal awal
untuk mengarungi bulan Ramadhan yang akan
datang sebentar lagi.
Ya Allah mudahkanlah dan bimbinglah kami.
Amin.
Waffaqaniyallahu wa iyyakum.
* SELAMAT MENUNAIKAN IBADAH PUASA RAMADHAN 1434 H *
Back to posts
Comments:
Post a comment
by JN1 WAPPersiapkan Diri Menyambut Ramadhan [ sesi 2 ]
Abu Bakr al Warraq al Balkhi rahimahullah mengatakan,
ﺮﻬﺷ ﺐﺟﺭ ﺮﻬﺷ ﻭ ﻉﺭﺰﻠﻟ ﻥﺎﺒﻌﺷ ﺮﻬﺷ ﻉﺭﺰﻠﻟ ﻲﻘﺴﻟﺍ ﻉﺭﺰﻟﺍ ﺩﺎﺼﺣ ﺮﻬﺷ ﻥﺎﻀﻣﺭ ﻭ
“Rajab adalah bulan untuk menanam, Sya’ban adalah bulan untuk mengairi dan Ramadhan adalah bulan untuk memanen.”[4]
Sebagian ulama yang lain mengatakan,
ﺔﻨﺴﻟﺍ ﻞﺜﻣ ﺓﺮﺠﺸﻟﺍ ﺮﻬﺷ ﻭ ﺐﺟﺭ ﻡﺎﻳﺃ ﻭ ﺎﻬﻘﻳﺭﻮﺗ ﻥﺎﺒﻌﺷ ﻡﺎﻳﺃ ﺎﻬﻌﻳﺮﻔﺗ ﻭ ﻥﺎﻀﻣﺭ ﻡﺎﻳﺃ ﺎﻬﻔﻄﻗ ﻭ ﻥﻮﻨﻣﺆﻤﻟﺍ ﺎﻬﻓﺎﻄﻗ ﺮﻳﺪﺟ ﻦﻤﺑ ﺩﻮﺳ ﻪﺘﻔﻴﺤﺻ ﺏﻮﻧﺬﻟﺎﺑ ﻥﺃ ﺎﻬﻀﻴﺒﻳ ﺔﺑﻮﺘﻟﺎﺑ ﻲﻓ ﺍﺬﻫ ﺮﻬﺸﻟﺍ ﻭ ﻦﻤﺑ ﻊﻴﺿ ﻩﺮﻤﻋ ﻲﻓ ﺔﻟﺎﻄﺒﻟﺍ ﻥﺃ ﻢﻨﺘﻐﻳ ﻪﻴﻓ ﺎﻣ ﺮﻤﻌﻟﺍ ﻦﻣ ﻲﻘﺑ
“Waktu setahun itu laksana sebuah pohon. Bulan Rajab adalah waktu menumbuhkan daun, Syaban adalah waktu untuk menumbuhkan dahan, dan Ramadhan adalah bulan memanen, pemanennya adalah kaum mukminin. (Oleh karena itu), mereka yang “menghitamkan” catatan amal mereka hendaklah bergegas “memutihkannya” dengan taubat di bulan-bulan ini, sedang mereka yang telah menyia-nyiakan umurnya dalam kelalaian, hendaklah memanfaatkan sisa umur sebaik- baiknya (dengan mengerjakan ketaatan) di waktu tesebut.”[5]
Wahai kaum muslimin, agar buah bisa dipetik di bulan Ramadhan, harus ada benih yang disemai, dan ia harus diairi sampai menghasilkan buah yang rimbun. Puasa, qiyamullail, bersedekah, dan berbagai amal shalih di bulan Rajab dan Sya’ban, semua itu untuk menanam amal shalih di bulan Rajab dan diairi di bulan Sya’ban. Tujuannya agar kita bisa memanen kelezatan puasa dan beramal shalih di bulan Ramadhan, karena lezatnya Ramadhan hanya bisa dirasakan dengan kesabaran, perjuangan, dan tidak datang begitu saja. Hari-hari Ramadhan tidaklah banyak, perjalanan hari-hari itu begitu cepat. Oleh sebab itu, harus ada persiapan yang sebaik-baiknya.
Jangan Lupa, Perbarui Taubat!
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
ﻛُﻞُّ ﺍﺑْﻦِ ﺁﺩَﻡَ ﺧَﻄَّﺎﺀٌ ﻭَﺧَﻴْﺮُ ﺍﻟْﺨَﻄَّﺎﺋِﻴﻦَ ﺍﻟﺘَّﻮَّﺍﺑُﻮﻥ “Setiap keturunan Adam itu banyak melakukan dosa dan sebaik-baik orang yang berdosa adalah yang bertaubat.”[6]
Taubat menunjukkan tanda totalitas seorang dalam menghadapi Ramadhan. Dia ingin memasuki Ramadhan tanpa adanya sekat-sekat penghalang yang akan memperkeruh perjalanan selama mengarungi Ramadhan.
Allah memerintahkan para hamba-Nya untuk bertaubat, karena taubat wajib dilakukan setiap saat. Allah ta’ala berfirman, ﻭَﺗُﻮﺑُﻮﺍ ﺇِﻟَﻰ ﺍﻟﻠَّﻪِ ﺟَﻤِﻴﻌًﺎ ﺃَﻳُّﻬَﺎ ﺍﻟْﻤُﺆْﻣِﻨُﻮﻥَ ﻟَﻌَﻠَّﻜُﻢْ ﺗُﻔْﻠِﺤُﻮﻥَ )٣١ ) “Bertaubatlah kamu sekalian kepada Allah, Hai orang-orang yang beriman supaya kamu beruntung.” (An Nuur: 31).
Taubat yang dibutuhkan bukanlah seperti taubat yang sering kita kerjakan. Kita bertaubat, lidah kita mengucapkan, “Saya memohon ampun kepada Allah”, akan tetapi hati kita lalai, akan tetapi setelah ucapan tersebut, dosa itu kembali terulang. Namun, yang dibutuhkan adalah totalitas dan kejujuran taubat.
Jangan pula taubat tersebut hanya dilakukan di bulan Ramadhan sementara di luar Ramadhan kemaksiatan kembali digalakkan. Ingat! Ramadhan merupakan momentum ketaatan sekaligus madrasah untuk membiasakan diri beramal shalih sehingga jiwa terdidik untuk melaksanakan ketaatan-ketaatan di sebelas bulan lainnya.
Wahai kaum muslimin, mari kita persiapkan diri kita dengan memperbanyak amal shalih di dua bulan ini, Rajab dan Sya’ban, sebagai modal awal untuk mengarungi bulan Ramadhan yang akan datang sebentar lagi.
Ya Allah mudahkanlah dan bimbinglah kami. Amin.
Waffaqaniyallahu wa iyyakum.
* SELAMAT MENUNAIKAN IBADAH PUASA RAMADHAN 1434 H *